Burung Gereja | Klasifikasi, Habitat, Karakteristik, Makanan, dan Perawatan

Tanggal 20 Maret merupakan hari burung gereja di seluruh dunia. Mungkin belum banyak yang mengetahuinya, namun penetapan tersebut diinisiasi Nature Forever Society asal India. Berkolaborasi bersama Prancis dan organisasi lainnya di dunia.

Penetapan tersebut muncul karena penurunan yang tinggi terhadap populasi hewan lucu ini di berbagai negara. Burung dengan nama latin passer domesticus ini termasuk keluarga passeridae. Jumlahnya cukup banyak dan mudah ditemukan di area pedesaan asri maupun kota.

klasifikasi ilmiah burung gereja

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Passeriformes
Subordo: Passeri
Infraordo: Passerida
Superfamili: Passeroidea
Famili: Passeridae

Genera

Passer
Petronia
Carpospiza
Montifringilla

Karakteristik Burung Gereja

Burung yang disebut juga pingai ini terbilang jauh lebih jinak dibandingkan jenis-jenis lainnya. Meski begitu, ukuran tubuh dari burung gereja sangatlah kecil. Sehingga lebih berisiko dimangsa predator seperti elang, kucing, atau polusi udara dan paparan pestisida.

Panjang burung hanya sekitar 14-15 cm, kira-kira sebesar genggaman tangan miliki orang dewasa. Bulunya didominasi warna cokelat, dengan perpaduan putih serta kelabu.Warna-warna tersebut menghasilkan campuran yang unik, membuat burung ini cukup mudah dikenali.

Banyak orang keliru mengira jenis ini asalnya dari ploceidae, sama dengan burung pipit. Namun sebenarnya termasuk passeridae. Memang keduanya cukup mirip, yaitu bertubuh mungil, berparuh tebal dan pendek, serta berekor pendek.

Masa hidupnya pun cukup singkat, yaitu dua tahun. Banyak manusia menyukai burung ini karena sering berada di dekat lingkungan manusia. Hidupnya pun secara berkelompok, sehingga terlihat bersamaan dan mengeluarkan bunyi yang merdu.

Habitat dan Sebaran Burung Gereja

Bila melihat secara historis, sebenarnya burung pingai asalnya dari Afrika Utara. Namun, perkembangannya cukup pesat sehingga juga ditemukan di wilayah dunia lainnya. Dengan kemampuan terbang yang cepat, cukup untuk membawanya ke berbagai wilayah.

Burung gereja mudah ditemukan di benua Eropa, Asia, serta Afrika. Jika di Indonesia, burung pingai banyak ditemukan di pulau Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sumatra. Misalnya di pemukiman penduduk, area pertanian, hingga gudang yang berdekatan dengan pepohonan dan sawah.

Burung ini seringkali hinggap di bangunan tinggi pada saat bermigrasi. Asal-usul namanya pun berasal dari tindakan tersebut, dimana gereja termasuk bangunan tua yang banyak dihuni burung ini. Itulah sebabnya disebut sebagai burung gereja.

Burung ini melakukan pembiakan pertama kalinya di umur setahun. Jumlah telur yang dihasilkannya adalah lima hingga enam butir. Meski populasinya cukup banyak di Indonesia, data dari para ahli di Inggris menjelaskan bahwa populasinya turun drastis sampai 95%.

Sama halnya dengan burung kecil yang lain, burung ini juga rentan dengan infeksi parasit dan diburu pemangsa. Sehingga populasinya merosot sampai 95%. Hal ini disebabkan berbagai faktor, misalnya polusi udara, pestisida, hingga ancaman burung besar.

Makanan Burung Gereja

Burung gereja bisa ditangkap dengan mudah. Cukup memakai jaring dan mendapatkannya di area persawahan, atau pepohonan rindang misalnya pohon mangga, sirsak, rambutan. Jika tertarik untuk membudidayakannya, penting untuk mengetahui makanan apa saja yang baik untuk burung ini, yaitu:

1. Beras Merah

Beras merah merupakan makanan yang paling dianjurkan, karena dapat menjaga dan menguatkan stamina. Apabila ingin memberikan beras merah, pastikan untuk menumbuk berasnya sampai halus. Selanjutnya ditambahkan dengan air agar menjadi adonan padat.

2. Serangga

Serangga termasuk makanan yang banyak dianjurkan untuk burung pingai, karena dapat menunjang kekuatan tubuh. Ada berbagai jenis serangga yang dapat diberikan untuk burung ini yakni jangkrik, kroto, hingga belalang. Namun, pemberiannya cukup dua kali seminggu.

3. Padi

Bagi burung gereja, padi dapat berperan sebagai sumber protein yang penting bagi daya tahan serta perkembangan sel-selnya. Dapat dikonsumsi untuk anakan hingga dewasa, padi juga mengandung karbohidrat dengan efek positif untuk pertumbuhan yang lebih optimal.

4. Milet

Milet merupakan pilihan makanan yang banyak dipilih untuk dikonsumsi burung pingai. Pakan ini seringkali dijual dalam kios maupun pasar burung. Jika ingin yang lebih murah, disarankan langsung membeli kiloannya. Atau bisa membeli sedikit terlebih dahulu.

Kemudian lihat bagaimana perkembangan burung setelah memakannya. Pastikan memilih milet putih yang tampilannya putih bersih. Apabila warnanya sudah agak kekuningan, sebaiknya jangan dibeli karena kualitasnya tidak begitu bagus.

5. Jagung

Secara spesifik, biji jagung dapat diberikan kepada burung gereja, baik dewasa atau anakan. Lebih dianjurkan untuk menumbuk biji tersebut sampai halus jika ingin diberikan kepada anakan. Sehingga, akan lebih mudah bagi anakan untuk mencerna dan menyerapnya dalam tubuh.

6. Buah-buahan

Semua jenis dari burung ternak diperbolehkan untuk mengkonsumsi buah. Cukup pastikan jika buah yang diberikan memiliki cukup kandungan air. Contohnya yakni tomat, apel, pir, pisang. Buah-buahan tersebut dapat memenuhi kebutuhan vitamin yang penting untuk menjaga kesehatannya.

7. Voer

Beberapa jenis yang disebutkan sebelumnya adalah makanan alami. Meski begitu, boleh juga dibelikan pakan instan yang berasal dari pabrikan, contohnya voer. Pakan ini lebih diperuntukkan bagi selingan yang bisa menunjang pertumbuhan.

Jadi, untuk makanan utamanya tetap makanan alami karena lebih sehat. Voer bisa didapatkan di berbagai kios makanan ternak. Harganya juga terjangkau sehingga bisa dibeli banyak orang dalam jumlah banyak.

Cara Merawat Burung Gereja

Bagi masyarakat yang tertarik untuk membudidayakan burung ini, perlu membekali diri dengan ilmu terlebih dahulu. Sehingga mengetahui cara untuk merawatnya dengan benar sehingga bisa berkembang biak. Berikut ini beberapa cara yang perlu dilakukan:

1. Memelihara dari Anakan

Peliharalah burung ini sejak anakan, karena ketika sudah dewasa (apalagi tangkapan liar) akan membawa sifat liarnya. Anakan cukup mudah untuk ditemukan, yaitu bisa di pepohonan dekat rumah. Misalnya pohon mangga, beringin, rambutan, dan pohon lainnya yang rindang.

2. Memberikan Pakan

Ini adalah bagian yang wajib mendapatkan perhatian ekstra. Siapkan makanan yang dibutuhkan oleh burung. Biasanya merupakan kombinasi biji-bijian (milet), beras, serta voer. Namun bisa juga dengan menambahkan buah atau sayur sehingga kebutuhan gizinya tercukupi.

3. Memandikan Secara Rutin

Baik di alam liar maupun dipelihara, burung gereja diwajibkan untuk mandi sehingga kebersihannya terjaga. Namun memandikannya tidak boleh disemprot, melainkan dengan cepuk yang khusus. Biasakanlah burung mandi sendiri sampai selesai.

4. Melakukan Penjemuran

Lakukan penjemuran yang rutin, karena ini merupakan ritual wajib setiap kali burung selesai mandi. Apalagi pada habitat aslinya, burung ini menyukai udara yang panas. Penjemurannya cukup satu sampai dua jam, jangan terlalu lama.

5. Memberikan Pemasteran

Lakukan tahap pemasteran, yang bertujuan memelihara burung agar lebih tenang dan bertahan hidup lebih lama. Caranya dengan mendekatkannya menuju burung kicau lainnya. Bisa juga memakai rekaman Mp3 sehingga burung merasa lebih nyaman.

6. Memelihara Lebih dari Satu

Usahakan untuk memelihara lebih dari satu burung, karena bisa memancing yang lain untuk datang dan saling bersahutan. Kemudian pilihlah waktu yang sesuai untuk melakukan latihan di pagi hari. Disarankan sebelum jam 11 siang, atau sore jam 3 sampai 5.

Demikianlah penjelasan seputar burung gereja, hewan kecil yang menggemaskan dan mudah untuk dirawat. Berhubung hewan ini semakin berkurang populasinya, masyarakat dapat berperan untuk membantunya berkembang biak. Termasuk dengan memberikan pakan yang bermanfaat dan merawatnya agar tidak stres.

Baca Juga Artikel di Bawah Ini :

Leave a Comment