Burung Kedasih: Mitos, Kladifikasi Ilmiah, Ciri, dan Habitatnya

Cuculus Merulinus merupakan nama ilmiah dari burung Kedasih, hewan bersayap tersebut sering dianggap sebagai penanda ajal akibat bunyinya. Mitos tersebut menjalar kuat di masyarakat luas hingga menyebabkan jarang ada peminat Kedasih untuk menjadikannya sebagai hewan peliharaan. Tentunya Kedasih tidak menakutkan.

Burung tersebut banyak disebut dengan nama Plaintive Cuckoo di beberapa negara Eropa. Penamaan di Jawa pun berbeda, yaitu biasa dipanggil dengan Emprit Gantil. Sebutan umumnya di Indonesia adalah Wikwik. Terlepas dari banyaknya penamaan Kedasih, simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Ciri-Ciri Burung Kedasih

Hal pertama yang bisa diketahui oleh para pencinta hewan kelas Aves ini adalah ciri-ciri si burung Kedasih. Setiap binatang dalam dunia ini pastinya memiliki ragam ciri yang berbeda sebab itulah yang menjadi ciri khas dari masing-masing jenisnya. Perhatikan ulasan berikut:

1. Ukuran Spesies Jantan Lebih Gahar Daripada Betina

Bentuk tubuh dari Kedasih yang jantan jauh lebih besar dari jenis betina. Hal ini dapat dilihat melalui tubuh juga  kepala yang lebih besar. Suara yang dihasilkan lebih terdengar, bulu ekornya pun tak mekar seperti betina saat sedang bertengger di dahan pohon.

Kemudian pada jenis betina, tampilan tubuh beserta kepalanya jauh lebih kecil daripada yang jantan. Tipe suaranya akan terdengar kecil, dan juga bulu ekor betina bakal mekar saat ia sedang bertengger. Dengan melihat ciri perbedaan tersebut maka bisa dengan mudah membedakannya.

2. Mempunyai Pupil Mata Berwarna Hitam

Kedasih biasa ditemukan dengan ciri fisik yang menonjolkan pupil mata dengan warna hitam. Pada pupil mata bagian luar berwarna merah. Ciri fisik yang satu ini dimiliki oleh seluruh jenis Kedasih, dan bisa menjadi salah satu ciri yang paling mudah diteliti.

Pupil mata pada Kedasih memiliki warna hitam yang pekat dengan luar pupil berwarna merah darah. Kombinasi kedua warna tersebut menjadi ciri tersendiri dari Kedasih. Rata-rata Kedasih akan menampilkan warna tersebut di pupil matanya.

3. Tak Pernah Membuat Sarang

Ciri lain dari burung ini adalah tidak pernah membuat sarang atau rumah. Kedasih akan menitipkan telurnya ke sarang burung lain yang lebih kecil dan tidak akan mengerami telurnya. Hal yang harus digarisbawahi adalah Kedasih bersifat egois dengan membuang telur lain.

Saat menitipkan telurnya ke suatu sarang, jika ada telur lain dari burung pemilik sarang tersebut maka akan dibuang oleh Kedasih. Hal ini bertujuan agar burung tersebut memberi makan telur Kedasih sampai menetas menjadi burung. Perbuatannya sangatlah licik dan sangat egois.

4. Terdiri Atas Beragam Jenis

Tentunya jenis dari Kedasih ini beragam. Pencinta burung wajib tahu mengenai beberapa jenis berikut:

  • Kedasih Kelabu. Burung yang muda akan berwarna cokelat dengan garis hitam serta tubuh bagian bawah yang berwarna putih. Sedangkan Kedasih kelabu dewasa akan menampilkan warna ekor sawo matang dengan warna abu-abu di punggung serta kepala.
  • Kedasih Uncuing. Warna punggung, ekor, hingga pada sayap berwarna coklat agak keabuan. Kepala Uncuing berwarna abu-abu dengan lingkar mata warna kuning.
  • Kedasih Hitam. Selanjutnya adalah jenis Kedasih Hitam. Berdasarkan namanya, warna badan hewan ini didominasi dengan hitam.
  • Kedasih Lurik. Lurik dewasa mempunyai warna cokelat dan putih pada bagian bawah tubuh, ukurannya sama saja dengan jenis yang lainnya.

Habitat Burung Kedasih

Habitat Burung Kedasih

Habitat penyebaran tiap pelbagai jenis hewan tentunya berbeda-beda. Kedasih mayoritas tersebar di area yang lapang, dingin, dan tinggi seperti perkebunan, hutan, ataupun pedesaan. Burung jenis tersebut umumnya akan menetap di wilayah yang memiliki banyak pohon di mana kebersihan udaranya baik.

Penyebaran Kedasih tidak hanya bisa dapat ditemukan di dalam negeri saja, melainkan pada luar negeri pun bisa menemukan spesies burung tersebut. Hal ini membuktikan bahwa penyebaran habitatnya luas tidak hanya sekitar area lokal saja.

Setelah mengetahui beragam ciri dari Kedasih, selanjutnya penggemar burung bisa mengenali habitat Kedasih agar dapat menemukannya dengan mudah. Perlu diketahui, habitat burung ini luas dan berbeda-beda penyebarannya pada setiap jenisnya. Maka dari itu, silakan simak ulasan lengkapnya berikut:

  • Kedasih Kelabu berada di daerah Kalimantan, Bali, Sumatra, Jawa, dan juga tersebar pada luar Indonesia seperti China, India, dan juga Filipina.
  • Kedasih Uncuing mempunyai habitat di wilayah pedesaan, perkebunan, dan juga memiliki habitat di hutan dengan ketinggian sekitar 130 meter berada di bawah permukaan laut.
  • Burung Kedasih Hitam tersebar pada mayoritas daerah pedesaan, hutan, serta di perkebunan yang tinggi.
  • Sedangkan Kedasih Lurik memiliki habitat penyebaran di daerah perhutanan, pedesaan, kebun, dan tepian juga sering dijumpai di wilayah Sumatera, Jawa, beserta Bali.

Cara Merawat Burung Kedasih

Seusai mengetahui seluk beluk tentang ciri-ciri serta habitat penyebaran burung berjenis Kedasih ini, maka saatnya para pencinta burung untuk memahami dengan benar bagaimana cara untuk merawatnya secara baik dan sesuai pada aturan. Maka dari itu, pencinta burung wajib menyimaknya.

Sebenarnya perawatan Kedasih gampang dilakukan, hanya saja banyak orang yang enggan untuk merawat burung jenis ini dikarenakan karakteristik atau sifatnya yang buruk. Namun, jika masih bersedia untuk merawatnya maka bisa mengikuti cara yang tersedia di bawah ini:

1. Memberi Makan

Tentunya dalam hal perawatan makhluk hidup terutama hewan, pemberian pakan adalah hal paling utama untuk dilakukan. Kedasih bisa diberi makan dengan serangga-serangga yang kecil seperti kupu-kupu, ulat, belalang, dan lain sebagainya. Penambahan multivitamin perlu dilakukan agar burung bisa tetap sehat.

Kedasih merupakan jenis burung yang jarang dijadikan sebagai burung peliharaan karena tidak terbiasa untuk terkurung. Jiwa habitatnya yang sudah bebas sedari dahulu di alam liar mungkin akan menyebabkan Kedasih tidak nyaman berada di kurungan. Oleh karena itu, ketahui tips berikut:

  • Sering bawa Kedasih ke tanah lapang dan terpancar sinar matahari.agar tidak stres terkurung di dalam sangkar.
  • Sesekali mengumbar burung di dalam rumah atau tempat yang tidak ada celah untuk keluar menuju langit, jadi pemelihara Kedasih bisa melepaskannya sebentar agar burung tersebut bisa bebas terbang meskipun bukan di alam yang luas.

2. Membuatkan Sarang di Dalam Kandang

Seperti yang telah disampaikan pada ulasan di atas bahwa Kedasih tidak akan membuat sarang dengan sendirinya. Maka dari itu, jika akan memelihara jenis burung ini harus membuatkan sarangnya terlebih dahulu dari ranting ataupun daun-daun guna mengerami telur yang akan dihasilkan.

3. Menjaga Kebersihan Tubuh Si Burung

Cara merawat berikutnya adalah dengan memandikannya agar tubuh burung selalu sehat dan terhindar dari infeksi, jamur, ataupun virus yang akan menyerang Kedasih jika tidak dibersihkan kulitnya. Menjaga kebersihan kulitnya akan meningkatkan taraf hidup si burung.

Demikian ulasan lengkap mengenai ciri-ciri, habitat penyebaran, serta cara merawat burung Kedasih yang bisa diketahui dengan membaca ulasan di atas. Semua informasi yang tersedia bisa menambah ilmu pengetahuan baru serta fakta unik lainnya tentang burung yang satu ini.

Leave a Comment