Burung Rambatan sangat diminati oleh banyak orang. Beberapa alasannya yaitu: suaranya tajam, coraknya menarik, serta perawatannya minimalis. Burung kecil yang sangat lincah ini tergolong family Sittidae, genus Sitta.
Dinamakan “Rambatan”, karena burung kecil ini berjalan dengan cara merambat di dahan atau ranting pohon. Berikut adalah beberapa hal yang harus diketahui para peminat jika ingin merawatnya:
Jenis Burung Rambatan
Si kecil yang interaktif ini terbagi ke dalam 2 jenis, yaitu dikenal sebagai jenis Doraemon (Munguk Loreng) dan jenis Paruh Merah (Munguk Beledu). Walaupun memiliki kemiripan, ternyata keduanya juga memiliki beberapa perbedaan sebagai berikut:
Munguk Loreng atau Sitta Azurea (disebut juga jenis Doraemon atau Blue Nuthatch)
Tersebar di Malaysia, pegunungan Thailand, serta di Sumatera (bukit barisan). Panjang tubuh sekitar 13 cm. Munguk Loreng punya ciri khas warna kepala yang seluruhnya hitam pekat. Punggung, sayap, dan ekor berwarna biru mengkilap, tetapi dari jauh terlihat kehitaman.
Munguk Beledu atau Sitta Frontalis (disebut juga jenis Paruh Merah atau Velvet-Fronted Nuthatch)
Ukuran tubuh kecil (10 – 12 cm). Terdapat bulu di dahi berwarna hitam. Tengkuk, punggung, dan ekornya berwarna ungu, ada beberapa area kecil berwarna biru terang pada bulu utama. Warna paruh dan kakinya merah. Habitat burung ini terdapat di Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatera.
Cara Membedakan Kelamin Burung Rambatan
Burung Rambatan merupakan burung kicau yang suaranya dijadikan sebagai masteran burung lain, seperti: Murai Batu, Cucak Ijo, Anis Merah atau Anis Kembang, Pentet atau Cendet, dan lainnya. Yang dijadikan sebagai masteran biasanya pejantan yang memiliki suara lebih gacor daripada betina.
Untuk itulah kemampuan membedakan jenis kelamin burung harus dikuasai oleh para peminat. Karena perbedaan gender tersebut ternyata tidak hanya berpengaruh pada fisik saja, namun juga pada kualitas suara.
Jenis kelamin hewan ini dapat dilihat dari perbedaan fisiknya. Warna bulu pejantan terlihat sangat indah dan mengkilap, sedangkan pada betina cenderung kusam. Ukuran badan, bulu, maupun kaki pejantan lebih besar ramping dibandingkan betina yang terlihat kecil.
Karakteristik dan Keunggulan Burung Rambatan
Rambatan memiliki beberapa ciri khas dan keunggulan tersendiri. Berikut ini hal yang membedakan dari jenis burung lainnya, yaitu:
- Paruhnya runcing, sebagai bentuk adaptasi mencari pakan berukuran kecil seperti serangga (laba-laba, ulat, belalang kecil, dan lainnya) ataupun buah-buahan kecil.
- Memiliki kebiasaan merambat pada dahan atau batang pohon.
- Memiliki kemampuan khusus, yaitu mampu berjalan secara horizontal maupun vertikal dalam posisi terbalik (kepala ada di bawah).
- Ketika beranjak dewasa, Rambatan memiliki suara khas, crecetannya merdu tetapi rapat, tajam, dan kencang seperti suara tembakan.
- Berada dalam sebuah grup kecil atau berpasang-pasangan saat berada di alam liar.
- Perpindahan sangat cepat dan sangat aktif bergerak. Sehingga terkesan nampak terburu-buru.
- Mudah untuk dijinakkan
Kebutuhan Pakan Burung Rambatan
Saat berada di alam liar, makanan Rambatan adalah berupa serangga-serangga dan buah-buahan berukuran kecil untuk memenuhi kebutuhan protein dan vitamin. Saat ingin memeliharanya, tentu peminat perlu menyesuaikan apa yang menjadi kesukaan si burung tersebut.
Jangan sampai salah memberi makan, karena selain dapat mengganggu kesehatan, besar kemungkinan si burung kehilangan suara gacornya, atau bahkan mati. Berikut adalah alternatif pakan terbaik yang dapat diberikan kepada Burung Rambatan:
- Voer halus. Sebagai makanan utama harian. Mengandung banyak nutrisi seperti tinggi protein, karbohidrat, dan zat gizi lainnya.
- Ulat hongkong. Merupakan sumber protein (penghasil energi).
- Kroto. Sebagai alternatif jika tidak ada ulat hongkong, dapat dicampurkan pada voer. Diberikan secukupnya (seperempat sendok makan), agar burung tidak over birahi.
- Buah anggur. Merupakan makanan favorit, juga sebagai penambah tenaga. Dosis pemberian cukup satu kali dalam seminggu saja.
Wajib diberikan protein setiap hari. Sebetulnya tidak perlu penambahan makanan atau Extra Fooding (EF), karena Rambatan dipelihara sebagai burung masteran.
Jika pemilik ingin memberikan EF, maka tidak mengapa asal tidak berlebihan dan tidak terlalu sering (dosis secukupnya saja). Jika memberi pakan berlebih, ada kemungkinan burung akan menjadi over birahi.
Cara Merawat dan Menjinakkan Rambatan
Setiap pemilik pasti menginginkan Rambatan miliknya rajin berbunyi (gacor). Namun saat beli di pasar burung, kebanyakan yang dijumpai yaitu masih dalam kondisi giras (liar), belum terbiasa dengan keberadaan manusia.
Jika burung belum dapat beradaptasi dengan kondisi di sekitarnya, secara otomatis ia akan terus menutup mulut karena ketakutan. Berikut adalah langkah-langkah untuk merawat sekaligus menjinakkan Burung Rambatan yang perlu diperhatikan pemilik:
- Melakukan pengembunan. Ingat selalu untuk memperhatikan waktu rutin dan kondisi cuaca dalam melakukan hal ini. Secara rutin dilakukan antara pukul 5.30 hingga 07.00 pagi, yaitu disaat kualitas oksigen paling baik dalam udara. Jangan lakukan pengembunan apabila cuaca sangat dingin, atau sedang ada angin besar karena dapat mengganggu kesehatan si burung.
- Memandikan. Sebenarnya Rambatan tidak perlu dimandikan setiap hari. Cukup 2 – 3 kali seminggu, dengan semprotan (sprayer) settingan halus hingga bulunya basah kuyup. Gunakan sedikit shampoo anti kutu dalam air agar bulunya bersih dan sehat.
- Membersihkan kandang. Harus dilakukan setiap hari. Alas kandang dibersihkan dari kotoran, wadah makan dan minum juga dicuci dan diisi yang baru setiap hari. Berikan air minum yang telah dimasak atau air kemasan (hindari pemberian air mentah).
- Menjemur. Setelah dimandikan dan dibersihkan kandangnya, jemur burung di bawah cahaya matahari (sebelum pukul 11.00) sekitar 60 – 90 menit sampai bulu mengering. Kemudian gantung kembali di area yang lebih teduh. Pastikan area tersebut dilalui orang, sehingga burung terbiasa dengan keberadaan manusia.
- Menutup sangkar. Pada malam hari, sangkar dapat ditutup penuh atau dikerodong, agar burung dapat beristirahat. Tahap ini sifatnya pilihan, tidak wajib dilakukan.
- Memberikan masteran. Setiap malam, pemilik dapat menyetel rekaman suara Burung Rambatan lain, agar peliharaannya mengikuti dan terlatih menjadi gacor. Namun hal ini tidak harus dilakukan, karena jenis ini sudah pasti secara alamiah menjadi gacor. Cara lainnya yaitu dengan merawat sepasang burung jantan dan betina sekaligus. Maka tanpa diberi masteran pun burung tersebut akan gacor dengan sendirinya.
Harga Burung Rambatan
Burung Rambatan sifatnya jarang atau langka di pasaran, sehingga harganya menjadi mahal. Mayoritas Rambatan hanya dapat dibeli secara online. Rentang harga berkisar antara 20 hingga 75 ribu rupiah untuk harga anakan burung per ekor.
Harga anakan terbilang cukup murah, kondisinya sangat kecil, masih belum bisa membuka mulut. Banyak pengalaman dari pembeli mengatakan bahwa merawat anakan burung justru lebih sulit, sehingga banyak kasus gagal dan lebih mudah mati.
Untuk burung yang dewasa dan bagus suaranya, harganya sekitar Rp 500.000,- hingga mencapai Rp 1.500.000,-. Adapun jenis Munguk Loreng atau burung pejantan, biasanya lebih mahal dibandingkan dengan jenis Munguk Beledu atau burung betina.
Perbedaan variasi harga burung tersebut berdasarkan dari jenis kelamin, jenis burung, serta kualitas suara. Pembeli harus teliti saat memilih, jika memungkinkan sebaiknya melihat secara langsung sebelum bertransaksi. Jangan sampai tertipu oknum tidak bertanggungjawab.
Jika berniat untuk sekedar memelihara, maka jenis Munguk Beledu sudah cukup. Namun jika berniat untuk bisnis, maka sebaiknya pelihara pejantan jenis Munguk Loreng yang terkenal memiliki suara kicauan yang indah.
Demikian informasi terkait Burung Rambatan. Meskipun harga burung ini termasuk tinggi dan langka di pasaran, namun harganya terbilang sepadan dengan kualitas yang didapat. Sebaiknya pembeli dapat memastikan secara langsung kondisi burung sebelum membeli.